Belakangan ini yang paling populer di negeri kita tercinta ini adalah korupsi, bahkan penyakit ini menjadi penyakit rakyat yang lumrah diderita oleh masyarakat indonesia pada umumnya, kita tk pernah sadar bahwa segala aspek kehidupan kita telah terkontaminasi oleh virus yang sangat membahayakan ini, dari ekonomi kelas kakap sampai ekonomi kelas teri, dari yang kakek kakek sampai yang anak anak, bukankah hal ini begitu miris untuk sebuah negeri yang subur dan makmur. mungkin bagi para pejabat kita hal semacam ini telah menjadi tren,mereka bahkan tidak merasa malu ketika terjangkit penyakit tersebut, terkadang malah melapor balik pihak yang melaporkan dengan alasan HAM dan pencemaran nama baik, sungguh mengerikan hidup di negara ini.
Bahkan yang lebih memilukan lagi adalah ketika seorang anak yang tengah dalam masa perkembangan dimasuki pikiran pikiran jahat untuk mencontek, seperti dalam kasus baru baru ini yang jujur malah menjadi pihak yang dikucilkan hal ini menjadi potret kelabu bangsa dalam hal lemahnya pikiran kita untuk menyikapi suatu masalah, bagaimana negara ini akan maju jika hal semacam ini masih saja berlangsung dari dasar kita sudah kecolongan, jika seperti ini mimpi kita untuk bersaing dengan negara sekelas china, jepang, amerika, bahkan jerman pun kita tak akan mampu, mimpi itu terlalu bagus buat kita. apakah perlu pemimpin negara kita seperti china yang menyediakan peti mati untuk perdana mentri ketika dia dan anggotanya dalam kabinet korupsi?, rasanya kita masih harus banyak belajar karena masyarakat kita belum dewasa, perlu perbaikan dari dasar karena dari sinilah kita memulai.
Ingat korupsi bukan hanya masalah uang tetapi juga masalah waktu yang paling sering kita anggap remeh, justru yang paling sering terjangkit adalah para tokoh terpelajar dengan alasan sibuk mereka tidak menghargai waktu, ayo mulai sekarang kita benahi kebiasaan buruk kita dengan menghargai sang waktu, jika kita memperhatikan detakan detik maka kita akan menyadari bagaimana kita gunakan dan berapa banyak waktu yang kita sia siakan.
mari mulai hari ini kita benahi sistem pendidikan kita dari dasar dan kita basmi sampai ke akar akarnya sehingga penyakit ini tak berkelanjutan lagi, dan kita mulai merintis untuk menghargai sang waktu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar